MALAIKAT KAPITALIS
“Belanja pangkal wajib” mungkin merupakan
suatu filosofi baru yang cocok digunakan oleh masyarakat kita sekarang dimana
filosofi “hemat pangkal kaya” akan sejenak dilupakan jika menjelang bulan
Desember. Bagaimana tidak saat memasuki bulan Desember masyarakat kota Kupang
mulai berbondon-bondong untuk berbelanja namun bukan sekedar belanja biasa,
karena berbelanja di bulan Desember berbeda dari bulan-bulan lainnya dimana
pada bulan ini, masyarakat berbelanja secara “menggila”. Ada alasan mengapa
saya mengatakan “menggila”! hal tersebut dapat kita lihat menjelang bulan
Desember, pusat-pusat perbelanjaan di kota kupang akan dibanjiri pengunjung
yang berbelanja secara besar-besaran. Dan kegiatan tersebut sudah menjadi suatu
rutinitas dan bahkan belanja dapat dikatakan sebagai suatu hal yang wajib
dilakukan oleh masyarakat setiap bulan Desember dan persiapan perayaan natal
dan tahun baru merupakan alasan untuk berbelanja sehingga Desember akan terasa
kurang lengkap tanpa berbelanja namuan ada yang salah menurut saya karena
masyarakat kita sekarang ini lebih cenderung memandang barang-barang yang baru
untuk memaknai perayaan natal dan tahun baru. Dan karena pemaknaan yang salah
itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh
kaum kapitalis. Karena sebenarnya kapitalisme telah tumbuh dan berkembang di
negeri kita yang tercinta ini tak terkecuali di kota Kupang.
Berkedok
natal dan tahun baru, para kapitalis mulai memasang aksi dengan meggunakan ornamen-ornamen yang berbau
Kristiani untuk memanipulasi pasar. Saat memasuki bulan Desember diskon dan
bonus akan membanjiri pasaran sehingga jika kita berbelanja maka kita akan di
tawarkan berbagai macam bonus dan diskon yang sangat menggiurkan sehingga siapa
saja yang ingin berbelanja di bulan Desember akan tergiur oleh bonus dan diskon
yang di tawarkan oleh para kapitalis. strategi kapitalis untuk memanipulasi pasar.
Berbagai macam diskon dan bonus yang di tawarkan oleh kaum kapitalis kota
kupang seperti menjadi suatu berkah yang turun dari surga di bulan Desember.
Namun tanpa kita sadari bahwa bonus dan diskon menjelang natal yang di tawarkan
oleh kaum kapitalis itu hanya merupakan suatu strategi pasar untuk menarik para
konsumen untuk berbelanja sehingga mereka dapat merauk keuntungan yang
sebesar-besarnya karena sederhana saja untuk memahami trik yang dilakukan oleh
para kapitalis yaitu jika makin banyak pengunjung yang membeli, maka akan
semakin banyak keuntungan yang di kumpulkan dan pada dasarnya apa yang
dilakukan oleh para kapitalis lebih bersifak akumulatif.
Manipulasi yang
dilakukan kapitalis kota Kupang membuat masyarakat menjadi terkecoh sehingga
masuk dalam ketidak sadaran. Seperti yang dikatakan Karl Marx tentang “kesadaran
palsu” yang menyatakan bahwa idiologi-idiologi budaya memberikan ilusi-ilusi
untk mengimbangi ketimpangan-ketimpangan dan kekurangan-kekurangan dalam
kondisi hidup material. Dalam hal dimana idiologi-idiologi budaya diinternalisasi
dalam dalam kesadaran subjektif individu, dimana individu-individu tidak mampu
menyadari kepentingan mereka yang sesungguhnya.Seperti apa yang dikatakan oleh
marx bahwa sebenarnya indivudu sering kali masuk dalam “Kesadaran Palsu” yang
membuat individu kehilangan identitas aslinya. Bahwa kapitalis kota kupang
sebagai dalang dari “Kesadaran Palsu” masyarakat kota kupang di bulan Desember.
contohnya apa yang saya lihat di keluarga tempat saya tingga di kupang dimana
ada seorang adik yang bersekolah di SMK Kencana Sakti yang dimana ia diberikan
uang seratus ribu seangai biaya menyewa ongkot namun ia tidak menggunakan uang
tersebut untuk menyewa anggkot untuk pergi ke sekolah namun uang tersebut
ditabung untuk membeli pakaian baru dalam rangka menyambut perayaan natal dan
tahun baru sehngga ia tidak pergi kesekolah selama beberapa hari. Dalam kasus
ini, saya melihat bahwa apa yang dkatakan marx bahwa “kesadaran palsu”
seringkali membuat individu mengabaikan kebutuhan pokoknya dan mementingkan
kebutuhan sekunder.
Idiologi-idiologi
kebudayaan barat sebagai sarana untuk memanipulasi pasar dimana ornamen-ornamen
modern yang di yang diciptakan industri-industri barat dan berbau Kristiani dihadirkan dalam bisnis kaum
kapitalis di kota kupang sehingga konsumen dengan mudah terkecoh atas tawaran
mereka, karena masyarakat kita saat ini memandang kebudayaan barat sebagai
tolak ukur sebagai kehidupan yang ideal sehingga tidak mengherankan jika kaum
kapitalis dengan mudahnya melegitimasi perekonomian di Kupang dan Desember
menjadi momentum untuk memperlancar bisnis kaum kapitalis sedangkan masyarakat
umum menganggap para kapitalis seperti malaikat yang membawa berkah di bulan
Desember. Dari fenomena ini, dapat dikatakan bahwa puncak dari “kesadaran
Palsu” masyarakat kota kupang terletak pada bulan Desember. Dan karena itulah
maka tulisan ini saya beri judul “malaikat
kapitalis”.
Percaya
atau tidak, kesedaran palsu yang di miliki oleh masyarakat kota Kupang membuat
perekonomian di Kupang dilegitimasi oleh kaum kapitalis. Sehingga dalam
masyarakat kota Kupang, yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan
semakin miskin. Maka darisitulah saya mengajak kita semua untuk keluar dari
“kesadaran palsu” yang dibuat oleh para kapitalis agar kita tidak hidup dalam
sekat-sekat “ketidaksadaran” karena semakin kita tidak sadar maka kita akan
semakin di bodohi oleh kapitalis. Dan janganlah menganggap idiologi kebudayaan
barat merupakan sesuatu yang ideal dalam kehidupan karena idiologi mereka hanya
akan membuat kita lupa akan identitas kita yang sebenarnya.
cukup sekian tulisan saya kali ini semoga pemikiran saya menjadi informasi yang bermanfaat bagi semua. sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan tulisan saya masih banyak kekurangan maka saya mengajak kita semua agar ikut melengkapi tulisan saya.......
0 komentar:
Posting Komentar