Rabu, 04 Maret 2015

MALAIKAT KAPITALIS



 MALAIKAT KAPITALIS

 “Belanja pangkal wajib” mungkin merupakan suatu filosofi baru yang cocok digunakan oleh masyarakat kita sekarang dimana filosofi “hemat pangkal kaya” akan sejenak dilupakan jika menjelang bulan Desember. Bagaimana tidak saat memasuki bulan Desember masyarakat kota Kupang mulai berbondon-bondong untuk berbelanja namun bukan sekedar belanja biasa, karena berbelanja di bulan Desember berbeda dari bulan-bulan lainnya dimana pada bulan ini, masyarakat berbelanja secara “menggila”. Ada alasan mengapa saya mengatakan “menggila”! hal tersebut dapat kita lihat menjelang bulan Desember, pusat-pusat perbelanjaan di kota kupang akan dibanjiri pengunjung yang berbelanja secara besar-besaran. Dan kegiatan tersebut sudah menjadi suatu rutinitas dan bahkan belanja dapat dikatakan sebagai suatu hal yang wajib dilakukan oleh masyarakat setiap bulan Desember dan persiapan perayaan natal dan tahun baru merupakan alasan untuk berbelanja sehingga Desember akan terasa kurang lengkap tanpa berbelanja namuan ada yang salah menurut saya karena masyarakat kita sekarang ini lebih cenderung memandang barang-barang yang baru untuk memaknai perayaan natal dan tahun baru. Dan karena pemaknaan yang salah itulah yang kemudian  dimanfaatkan oleh kaum kapitalis. Karena sebenarnya kapitalisme telah tumbuh dan berkembang di negeri kita yang tercinta ini tak terkecuali di kota Kupang.
Berkedok natal dan tahun baru, para kapitalis mulai memasang aksi dengan     meggunakan ornamen-ornamen yang berbau Kristiani untuk memanipulasi pasar. Saat memasuki bulan Desember diskon dan bonus akan membanjiri pasaran sehingga jika kita berbelanja maka kita akan di tawarkan berbagai macam bonus dan diskon yang sangat menggiurkan sehingga siapa saja yang ingin berbelanja di bulan Desember akan tergiur oleh bonus dan diskon yang di tawarkan oleh para kapitalis.  strategi kapitalis untuk memanipulasi pasar. Berbagai macam diskon dan bonus yang di tawarkan oleh kaum kapitalis kota kupang seperti menjadi suatu berkah yang turun dari surga di bulan Desember. Namun tanpa kita sadari bahwa bonus dan diskon menjelang natal yang di tawarkan oleh kaum kapitalis itu hanya merupakan suatu strategi pasar untuk menarik para konsumen untuk berbelanja sehingga mereka dapat merauk keuntungan yang sebesar-besarnya karena sederhana saja untuk memahami trik yang dilakukan oleh para kapitalis yaitu jika makin banyak pengunjung yang membeli, maka akan semakin banyak keuntungan yang di kumpulkan dan pada dasarnya apa yang dilakukan oleh para kapitalis lebih bersifak akumulatif.
Manipulasi yang dilakukan kapitalis kota Kupang membuat masyarakat menjadi terkecoh sehingga masuk dalam ketidak sadaran. Seperti yang dikatakan Karl Marx tentang “kesadaran palsu” yang menyatakan bahwa idiologi-idiologi budaya memberikan ilusi-ilusi untk mengimbangi ketimpangan-ketimpangan dan kekurangan-kekurangan dalam kondisi hidup material. Dalam hal dimana idiologi-idiologi budaya diinternalisasi dalam dalam kesadaran subjektif individu, dimana individu-individu tidak mampu menyadari kepentingan mereka yang sesungguhnya.Seperti apa yang dikatakan oleh marx bahwa sebenarnya indivudu sering kali masuk dalam “Kesadaran Palsu” yang membuat individu kehilangan identitas aslinya. Bahwa kapitalis kota kupang sebagai dalang dari “Kesadaran Palsu” masyarakat kota kupang di bulan Desember. contohnya apa yang saya lihat di keluarga tempat saya tingga di kupang dimana ada seorang adik yang bersekolah di SMK Kencana Sakti yang dimana ia diberikan uang seratus ribu seangai biaya menyewa ongkot namun ia tidak menggunakan uang tersebut untuk menyewa anggkot untuk pergi ke sekolah namun uang tersebut ditabung untuk membeli pakaian baru dalam rangka menyambut perayaan natal dan tahun baru sehngga ia tidak pergi kesekolah selama beberapa hari. Dalam kasus ini, saya melihat bahwa apa yang dkatakan marx bahwa “kesadaran palsu” seringkali membuat individu mengabaikan kebutuhan pokoknya dan mementingkan kebutuhan sekunder.    
Idiologi-idiologi kebudayaan barat sebagai sarana untuk memanipulasi pasar dimana ornamen-ornamen modern yang di yang diciptakan industri-industri barat dan  berbau Kristiani dihadirkan dalam bisnis kaum kapitalis di kota kupang sehingga konsumen dengan mudah terkecoh atas tawaran mereka, karena masyarakat kita saat ini memandang kebudayaan barat sebagai tolak ukur sebagai kehidupan yang ideal sehingga tidak mengherankan jika kaum kapitalis dengan mudahnya melegitimasi perekonomian di Kupang dan Desember menjadi momentum untuk memperlancar bisnis kaum kapitalis sedangkan masyarakat umum menganggap para kapitalis seperti malaikat yang membawa berkah di bulan Desember. Dari fenomena ini, dapat dikatakan bahwa puncak dari “kesadaran Palsu” masyarakat kota kupang terletak pada bulan Desember. Dan karena itulah maka tulisan ini saya beri judul “malaikat kapitalis”.
Percaya atau tidak, kesedaran palsu yang di miliki oleh masyarakat kota Kupang membuat perekonomian di Kupang dilegitimasi oleh kaum kapitalis. Sehingga dalam masyarakat kota Kupang, yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Maka darisitulah saya mengajak kita semua untuk keluar dari “kesadaran palsu” yang dibuat oleh para kapitalis agar kita tidak hidup dalam sekat-sekat “ketidaksadaran” karena semakin kita tidak sadar maka kita akan semakin di bodohi oleh kapitalis. Dan janganlah menganggap idiologi kebudayaan barat merupakan sesuatu yang ideal dalam kehidupan karena idiologi mereka hanya akan membuat kita lupa akan identitas kita yang sebenarnya.

 cukup sekian tulisan saya kali ini semoga pemikiran saya menjadi informasi yang bermanfaat bagi semua. sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan tulisan saya masih banyak kekurangan maka saya mengajak kita semua agar ikut melengkapi tulisan saya.......


0 komentar:


By Animart