Rabu, 08 April 2015

MODERNISASI



TEORI MODERNISASI

Sejarah, Asumsi Dasar dan Tokoh Modernisasi
Sejarah Singkat
Teori Modernisasi lahir sekitar tahun 1950-an di Amerika Serikat sebagai wujud respon kaum intelektual atas Perang Dunia II yang telah menyebabkan munculnya negara-negara Dunia Ketiga.
Pasca usainya Peranng Dunia II, kemudian muncul perang dingin antara negara-negara penganut Kapitalisme dan penganut Komunisme yang waktu itu Uni Sovyet sebagai panglimanya. Dua faham ini bersaing untuk mendapatkan penganut, terutama dari kalangan negara Dunia Ketiga yang sedang mencari formula jitu bagi pembangunan di negaranya masing-masing.

Asumsi Dasar Modernisasi
Modernisasi dapat dipahami sebagai sebuah upaya tindakan menuju perbaikan dari kondisi sebelumnya. Selain upaya, modernisasi juga berarti proses yang memiliki tahapan dan waktu tertentu dan terukur.
Sebagaimana sebuh teori, Modernisasi memiliki asumsi dasar yang menjadi pangkal hipotesisnya dalam menawarkan rekayasa pembangunan.
Pertama, kemiskinan dipandang oleh Modernisasi sebagai masalah internal dalam sebuah  negara.   Kemiskinan dan problem pembangunan yang ada lebih merupakan akibat dari keterbelakangan dan kebodohan internal yang berada dalam sebuah negara, bukan merupakan problem yang dibawa oleh faktor dari luar negara.
Kedua, muara segala problem adalah kemiskinan, pembangunan berarti perang  terhadap kemiskinan. Jika pembangunan ingin berhasil, maka yang kali pertama harus dilakukan adalah menghilangkan kemiskinan dari sebuah negara. Cara paling tepat menurut Modernisasi untuk menghilangkan kemiskinan adalah dengan ketersediaan modal untuk melakukan investasi. Semakin tinggi tingkat investasi di sebuah negara, maka secara otomatis, pembangunan telah berhasil.
Modernisasi Menurut Evsey Domar dan Roy Harrod
Dua tokoh ini memiliki pendapat dasar tentang pembangunan, khususnya pada dimensi ekonomi. Investasi menjadi persoalan penting bagi Domar dan Harrod dalam tiap proses pembangunan di sebuah negara. Dapat juga dikatakan bahwa mereka menekankan bahwa investasi adalah standar keberhasilan dalam proses

2.3. Modernisasi Menurut Max Weber
Tesis utama Weber tentang pembangunan bermuara pada ide yang ditulisnya dalam sebuah buku berjudul “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” ia mengatakan bahwa mobilitas masyarakat dalam membangun dirinya, tidak sepenuhnya ditentukan oleh motivasi ekonomi semata, namun lebih dipengaruhi oleh nilai budaya yang mempengaruhi tingkah laku masyarakat tersebut.

Modernisasi Menurut David McClelland
McClelland berpendapat bahwa segala bentuk perubahan yang terjadi dalam modernisasi atau pembangunan sebuah negara bukan ditentukan oleh lembaga/institusi, ideologi, atau konflik sosial yang sedang terjadi, namun banyak ditentukan oleh motivasi pencapaian prestasi tinggi yang dimiliki oleh tiap individu di negara tersebut. McClelland melihat adanya dominasi faktor psikis internal manusia sangat menentukan dalam keberhasilan modernisasi. Dimensi psikis inilah yang akan mewarnai segala perilaku manusia dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga jika menginginkan perubahan positif, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah memformat psikis manusianya terlebih dahulu secara positif agar memiliki kehendak positif.

Modernisasi Menurut WW. Rostow
Sebagai seorang ekonom positivistik, WW Rostow memiliki tiga asumsi dasar yang tertuang dalam bukunya The Stages of Economic Growth: a Non-Communist Manifesto.
·         Rostow berpendapat bahwa pembangunan adalah sebuah proses linier yang memerlukan perencanaan matang dalam tiap segi pembangunannya, bukan proses gradual yang zig-zag tanpa arah tertentu.
·         Pembangunan juga berarti kemampuan ekonomi, maka untuk mencapai kemandirian ekonomi, sebuah negara harus melalui lima tahapan pembangunan.
·         Jika dalam modernisasi, sebuah negara tidak mencapai tahapan-tahapan tersebut secara linier, maka pembangunan yang dilakukannya telah gagal. Artinya, kegagalan pembangunan adalah kegagalan melewati lima tahapan pembangunan tersebut
Rostow mengajukan gagasan tentang lima tahapan pembangunan ekonomi sebagai berikut :

1.      Masyarakat Tradisional
masyarakat tradisional adalah adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menguasai pengetahuan dan alam. Selain itu, ada faktor budaya atau tradisi yang menghambat kemajuan karena masyarakat tradisional sangat tergantung dengan mitos dan cerita yang diwariskan secara turun temurun tanpa tahu kebenaran ilmiahnya.
karakter masyarakat tradisional tersebut adalah sebagai berikut:
a. Belum menguasai pengetahuan
b. Berpegang pada tradisi/kepercayaan
c. Tunduk pada alam
d. Statis
e. Produksi terbatas
f. Konsumsi hanya untuk dirinya sendiri

g. Dari generasi pertama ke generasi kedua, sama kondisinya
h. Ikatan sosial lebih kuat
i. Proto industrial society


2.      Masyarakat Pra Lepas Landas
Karakter utama dari tahapan ini adalah:
a. Adanya investasi sektor-sektor produktif
b. Investasi dilakukan oleh individu, swasta dan negara
c. Membangun sumberdaya manusia

3.      Masyarakat Lepas Landas
Karakter utama dari kondisi tahapan ini adalah:
a. Pertumbuhan kuantitatif dan kualitatif
b. Tabungan dan investasi meningkat 10% dari pendapatan nasional
c. Industri berkembang pesat.
d. Investasi berupa pembangunan industri baru.
e. Komersialisasi industri mencapai keuntungan dan bukan sekedar untuk konsumsi
f. Titik berat produktifitas pertanian.
g. Tansisi masyarakat: tradisional menuju modern
                                                  
4.       Masyarakat Bergerak ke Arah Dewasa
 karakter masyarakat sebagai berikut:
a. Disebut periode konsolidasi
b. Investasi meningkat antara 10-20% dari pendapatan nasional
c. Penguasaan ilmu pengetahuan baru
d. Barang-barang impor diproduksi sendiri
e. Keseimbangan antara ekspor dan impor
f. Produksi industri barang konsumsi dan modal

5.      Masyarakat Konsumsi Massal Tinggi
Karakter dari fase ini adalah sebagai berikut:
a.       Surplus ekonomi dialokasikan untuk social welfare (kesejahteraan sosial) dan social income
b.      Pembangunan merupakan sebuah proses yang berkesinambungan (continuity)
c.       Masalah sosial muncul berupa persaingan kebutuhan yang tidak diperlukan
d.      Status dan simbol merupakan bagian dari hidup

                                                       
Modernisasi Menurut Bert F. Hoselitz
Hoselitz berpendapat bahwa pembangunan bukan hanya persoalan investasi
atau penanaman modal semata, karena bagaimanapun besarnya nilai investasi tanpa
didukung oleh penyiapan lembaga-lembaga nyata untuk peningkatan keterampilan
pelaku ekonomi, maka investasi tersebut tidak akan membawa perubahan menuju arah lebih baik
Ada dua hal yang diperlukan dalam modernisasi
 pertama, pasokan modal besar dengan investasi dan penyediaan dana perbankan, kedua, pasokan tenaga ahli dan terampil untuk memanfaatkan investasi tersebut. Hoselitz tidak menjamin bahwa besarnya investasi atau penanaman modal di suatu negara dapat menentukan keberhasilan pembangunan. Ada faktor lain yang menentukan keberhasilan pembangunan, yaitu peran tenaga ahli dan terampil untuk menggerakkan investasi tersebut.
Simbiosis mutualisma antara investasi dan tenaga kerja dengan kemampuan skill memadai membutuhkan perangkat sistem aturan yang jelas dan mekanisme kerjasama yang memadai. Aturan dan mekanisme relasional ini hanya dapat berjalan dengan baik jika ada peran pranata didalamnya, yaitu negara yang menyusun dan menjalankan aturan-aturan hubungan antara tenaga kerja ahli dan investasi di suatu negara. 

Modernisasi Menurut Alex Inkeles dan David H. Smith
Dalam literatur fenomenalnya berjudul Becoming Modern, Alex Inkeles mengajukan tiga proposisi utama sebagai dasar teori modernisasinya.
Pertama, pendidikan adalah usaha paling efektif dalam melakukan perubahan pada diri manusia.
Kedua, dampak pendidikan dirasakan lebih kuat daripada usaha perubahan lainnya. Ketiga, pendidikan dan pengalaman kerja dapat membuat manusia menjadi lebih modern.
Pendidikan yang menjadi konsentrasi mereka berdua berorientasi pada pembentukan manusia modern yang dapat mewarnai kondisi di sekelilingnya. Kondisi modernitas tidak akan tercapai sebelum menjadikan manusia didalamnyasebagai manusia modern terlebih dahulu. Perubahan manusia menuju arah modern itulah yang relatif dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan yang baik daripada usaha-usaha lain karena dampak pendidikan lebih besar daripada usaha- usaha tersebut.
Selanjutnya, Alex Inkeles dan David H. Smith mengajukan beberapa karakter utama dari manusia modern sebagai berikut:
·         Terbuka terhadap pengalaman baru
·         Berorientasi ke masa kini dan mendatang
·         Kesanggupan merencanakan
·         Percaya bahwa manusia dapat menguasai dan menentukan alam, bukan sebaliknya, alam yang menguasai dan menentukan hidup manusia


By Animart